PAKAIAN ADAT TARI KUDUS
|
||
|
|
PAKAIAN
ADAT WANITA
|
|
·
Caping Kalo
·
Baju kurung beludru
·
Jarik/Sinjang Laseman
·
Selendang Tohwatu
·
Selop kelompen
·
Aksesoris kepala dan leher yaitu
sanggul besar dengan cunduk mentul berjumlah lima atau tiga buah, Suweng
beras kecer atau suweng babon angkrem, kalung (sangsang) robyong berjuntai
lima (5) atau berjuntai sembilan (9), menghiasi leher sampai dengan dadanya,
kancing peniti dari keping mata uang: ece, ukon, rupih atau ringgit, gelang
lungwi, cincin Sigar Penjalin
|
|
|
|
|
|
PAKAIAN
ADAT PRIA
|
|
·
Blangkon gaya Surakarta
·
Beskap Kudusan
·
Jarik Laseman
·
Selop alas kaki
·
Ikat pinggang atau Timang
·
Keris motif Gayaman atau ladrangan
|
||
|
||
NILAI
FILOSOFIS
|
||
Caping kalo tutup kepala
|
||
bentuknya bulat
melambangkan bahwa setiap manusia wajib berpasrah diri secara bulat dan untuk
kepada Sang Maha Pencipta, Allah S.W.T, Caping Kalo : melambangkan manusia
supaya mampu menutup telinga (nacapi kuping), terhadap suara-suara negatif
yang merugikan kehidupan, sebab disana banyak segala kemungkinan (
kae-lhoooooo [dalam bahasa Indonesia artinya : disana lho] ) yang perlu
diwaspadai.
|
||
|
||
Kalung robyong
berjuntai lima atau Sembilan
|
||
melambangkan
bawalah kemana saja (kalungake; Jw.) sebagai pegangan hidup yaitu lima rukun
Islam, yang diajarkan oleh para wali di tanah Jawa (Wali Songo), tentang Iman
dan Islam. Lakukanlah secara berobyong (kebersamaan seiman guna mencapai
kebahagiaan dunia/akhirat).
|
||
|
||
Kancing peniti
berupa uang emas direnteng
|
||
melambangkan bahwa
manusia harus menghargai nilai-nilai iman sampai ke dalam relung hati,
kancinglah (kuncilah/tutuplah) segala sesuatu yang biasanya menggoda hati
manusia dan menghancurkan manusia. Terimalah dengan senang hati bila
dihinakan (diece-kancing-ece), teguhlah kepada berbagai cita-cita mulia
(rupi-rupi-pengarah-kancing rupiah Jw.), agar nilai hidupmu tetap bernilai
tinggi, lebih tinggi dari uang ringgit emas di dadamu.
|
||
|
||
Gelang Lungwi
|
||
melambangkan Pagari
dan ikatlah kedua tanganmu seerat dan sekuat tali lungwi, yaitu tali tampar
yang terbuat dari kulit bambu apus agar tanganmu terkendali dan tidak
terjerumus melakukan perbuatan tercela, yang meskipun secara lahiriah tampak
menguntungkan, tetapi sebenarnya manusia tertipu (kapusan-pringapus).Berbuatlah
engkau seperti elungnya uwi (pucuk jalur tanaman ubi), selalu merunduk
meskipun berusaha berdiri. Kaum muda harus waspada karena masih hijau
pengalamannya (pucuk elung uwi hijau muda), karena setiap kelengahan akan
mudah patah (masih muda/lunak) dan kahirnya pasti merugi.
|
||
|
||
Gelung Sanggul
Bercunduk Mentul
|
||
melambangkan
janganlah mahligai dirimu tidak terawat, aturlah dengan kebulatan tekad
pasrahmu dan sisipkan angan citamu perbuatan yang mikolohi serta cundhuk
(sesuai) dengan mentul merunduknya imanmu. Jadikanlah tingkah lakumu yang
membuat mentul, bijaksana serta adil.
|
||
|
||
Keris pusaka
|
||
melambangkan
disengker cikben ora miris. Pusaka piyandel harus selalu melekat pada tubuh
manusia, agar tidak mengalami keraguan atau ketakutan dan guna memperoleh
ketenangan jiwa bawalah pusaka. Yang paling ampuh ialah kalimat syahadat..
Janganlah manusia lepas dari kalimat syahadat karena bila terlepas bisa
menghantarkan manusia ke neraka.Bersikaplah gagah kesatria, karena pusaka
sudah melekat pada tubuhmu.
|
||
|
||
Jam Gandul Berantai
Emas
|
||
jam melambangkan
petunjuk tentang waktu, seharusnya tidak boleh menunda waktu ibadah lima
waktu dimana saja, jaga aja nganti kesundhul (gandhul) wektu amarga kena
godha rentengana ngoyak bondho (emas).Tegasnya demi waktu janganlah ibadah
menjadi tertunda akibat terlilit oleh harta benda.
|
||
|
||
Blangkon/ikat
kepala
|
||
memberikan
peringatan kepada manusia agar bersikap lebih terbuka dan jangan suka memberi
perintah kepada orang lain (blakblakan lan aja tukang sepakon atau blangkon).
Lindungilah otakmu dari semua gangguan, ikatlah seerat mungkin tekadmu demi
kebagusan (kebaikan).
|
||
|
||
Suweng Beras
Kecer/Babon Angkrem
|
||
memberi peringatan
kepada manusia agar jangan berbuat gegabah jangan tergesa-gesa berbuat
meskipun dibakar oleh santer/kekerasannya suara dan informasi yang
membangkitkan amarah. (Suweng = aja kesusu ngaweng/nyabet, sanajan beda
laras, hammangkelake lan ngekecer wirang).Tutuplah telinga rapat-rapat dan
redamlah suara negatif meskipun menyakitkan hati, karena semua cercaan, hinaan,
cemoohan dan ejekan adalah pundi-pundi kebahagiaan.
|
Selasa, 01 Maret 2016
PAKAIAN ADAT TARI KUDUS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar