HUKUM
WAKAF
Hukum wakaf pada dasarnya "jaiz" atau di perbolehkan,
tidak bersifat mengikat. memerhatikan manfaat dan fungsinya yang sangat di
perlukan untuk umat, maka hukum wakaf sangat di anjurkan (Sunnah). di mata
Allah swt., wakaf di nilai sebagai bentuk amal jariah, artinya memiliki
kebaikan dan pahala secara berkelanjutan.
1) Allah Berfirman
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
“ Kamu sekali-kali tidak sampai kepada
kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu
cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya
“ (QS: Ali Imran Ayat: 92)
وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ....
“ perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat
kemenangan “(QS: Al-Hajj Ayat: 77)
Hukum wakaf sama dengan
amal jariyah. Sesuai dengan jenis amalnya maka berwakaf bukan sekedar berderma
(sedekah) biasa, tetapi lebih besar pahala dan manfaatnya terhadap orang yang
berwakaf. Pahala yang diterima mengalir terus menerus selama barang atau benda
yang diwakafkan itu masih berguna dan bermanfaat.
Hukum wakaf adalah sunah.
Ditegaskan dalam hadits:
اِذَا
مَاتَ ابْنَ ادَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ اِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ
اَوْ عِلْمٍ يَنْتَفَعُ بِهِ اَوْ وَلَدِ صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ (رواه مسلم)
Artinya: “Apabila anak Adam meninggal dunia maka
terputuslah semua amalnya, kecuali tiga (macam), yaitu sedekah jariyah (yang
mengalir terus), ilmu yang dimanfaatkan, atu anak shaleh yang mendoakannya.”
(HR Muslim)
Harta yang diwakafkan
tidak boleh dijual, dihibahkan atau diwariskan. Akan tetapi, harta wakaf
tersebut harus secara terus menerus dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umum
sebagaimana maksud orang yang mewakafkan. Hadits Nabi yang artinya:
“Sesungguhnya Umar telah mendapatkan sebidang tanah di Khaibar. Umar bertanya
kepada Rasulullah SAW; Wahai Rasulullah apakah perintahmu kepadaku sehubungan
dengan tanah tersebut? Beliau menjawab: Jika engkau suka tahanlah tanah itu dan
sedekahkan manfaatnya! Maka dengan petunjuk beliau itu, Umar menyedekahkan
tanahnya dengan perjanjian tidak akan dijual tanahnya, tidak dihibahkan dan
tidak pula diwariskan.” (HR Bukhari dan Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar